Monday, October 07, 2013

Terpesona di Kuil Kiyomizudera, Kyoto

Hari ini setelah mengunjungi masjid Kobe dan area Kitano, acara ryoko (piknik) saya bersama rekan-rekan KMI Mie (Keluarga Muslim Indonesia di Perfektur Mie) dilanjutkan ke kuil Kiyomizudera di Kyoto. Berdasarkan referensi yang saya baca disini lewat link twitter @HappyTravelJP, Kiyomizudera bersaing dengan Kinkaku Ji untuk menjadi destinasi terbaik di Kyoto. Saya sudah pernah ke Kinkaku Ji yang ceritanya bisa dibaca disini, sekarang tiba saatnya saya melihat langsung kuil Kiyomizudera untuk menentukan siapa yang sebenarnya pantas menjadi tujuan wisata terbaik di Kyoto menurut saya.


Kiyomizudera, kuil megah di Kyoto ini terletak di pegunungan Otowa. Kyomizudera berarti kuil air murni (the temple of clear water). Bangunan utama yang disebut "Kiyomizu" dibangunan di lerang pegunungan, dengan 139 pilar tanpa pasak. Metode pembangunan bangunan kayu tanpa pasak dan paku tersebut dinamakan "kakezukuri", salah satu warisan budaya Jepang di bidang ilmu arsitektur dan bangunan. Bangunan utama tersebut tidak hanya menawarkan pemandangan Kiyomizudera berlatar pegunungan dan tebing, namun juga menawarkan panorama kota Kyoto dilihat dari atas beserta Kyoto tower-nya.

Kuil Kiyomizudere berlatar pegunungan dan landscape kota Kyoto di kejauhan

Kuil yang menjadi salah satu bagian dari 17 UNESCSO World Heritage yang ada di Kyoto ini sungguh di luar yang saya bayangkan. Di pikiran saya sebelumnya, hanya ada satu bangunan kuil utama Kiyomizudera dan sedikit bangunan lainnya. Nyatanya tidak, untuk menjangkau panggung Kiyomizu saja dibutuhkan jalan kaki sejauh kurang lebih 500 meter dengan jalanan menanjak (karena terletak di pegunungan) dan pemandangan yang mengagumkan. Selain kios-kios kecil di sepanjang jalan, juga ada beberapa kuil lain, menara, dan spot-spot yang tak kalah cantik. Pantas, menurut saya, jika Kiyomizudera menjadi destinasi utama di kota Kyoto.
Di dekat parkiran Bus, menuju kuil

Setelah berjalan kaki sekitar 500 meter dari parkiran bus, saya menjumpai pintu gerbang menuju Kiyomizudera setelah sebelumnya melewati dua kuil yang juga berfungsi sebagai gapura (deva gate/nio-mon gate dan west gate) beserta pagoda yang disebut three-storied pagoda. Dari situ pemandangan sudah wah, betapa tidak, kuil-kuil yang berlatarkan pegunungan ini sungguh mempesona. Warna merah bersanding dengan kayu-kayu alami yang dibiarkan tidak cat merupakan paduan yang mendekati sempurna.

Peta kompleks Kiyomizudera

Setelah melewati pagoda, tiba saatnya memasuki bangunan utama Kiyomizudera. Berbeda dengan bangunan yang lain yang digratiskan, untuk masuk Kiyomizu stage ini dipungut biaya 300 yen (sekitar 30 ribu rupiah) untuk dewasa dan 200 yen untuk anak-anak (SMP kebawah), tidak mahal untuk ukuran tempat wisata di Jepang (bandingkan dengan Borobudur yang memasang tarif 200 ribu rupiah untuk wisatawan manca). Todoeoki merupakan pintu menuju hall utama Kiyomizu dimana kita harus melewati koridor-nya terlebih dahulu. Bangunan utama Kiyomizu sebenarnya tak begitu wah, namun karena letaknya sangat strategis di lereng gunung Otowa, menjadikan pemandangan ke arah kota Kyoto dilihat dari tempat ini menjadi begitu mengagumkan. Hall utama di Kiyomizu dinamakan hondo, dan menjadi Unesco world heritage sejak tahun 1994.
Three storied and the west gate

Deva Gate

Di bawah Kiyomizu hall terdapat air terjun Otowa. Air terjun ini memiliki nilai magis dan mistik bagi orang Jepang (tepi tentu tidak bagi saya), oleh karenanya banyak yang mengantri untuk dapat minum air terjun tersebut.

"Air terjun" ottowa
Meninggalkan bangunan utama Kiyomizu, jalanan mulai menurun, dengan kanan kiri berupa hutan pegunungan dan masih ada beberapa kuil kecil dan pagoda, salah satunya pagoda berikut yang berwarna merah menyala. Jalan berikutnya menuju kembali ke arah air terjun Otowa dan akhirnya bertemu di titik Nio-mon gate/Deva gate.


Kuil merah di perjalanan kembali

Selain rute turun utama yang saya lewati, masih ada beberapa rute lain yang juga menawarkan keindahan alam gunung Otowa beserta hutan dan sungainya. Sayang, karena kecapekan dan keterbatasan waktu, saya tidak sempat menjelajahi rute-rute tersebut. Namun kali ini saya puas. Kalau diibaratkan skor pertandingan sepakbola, maka untuk Kiyomizudera vs Kinkaku Ji, saya memberi skor 2-0.

#kiyomizudera

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...